Senin, 07 Juli 2014
Nilai Merah Pendidikan di Indonesia
Realitas Pendidikan di Indonesia Dari Masa ke Masa., Dalam sejarah perjalanan bangsa ini, sejak Indonesia belum merdeka hingga pasca kemerdekaan 17 Agustus 1945, banyak sekali persoalan yang dihadapi bangsa ini khususnya masalah pendidikan. Sebelum bangsa ini merdeka, ketika masih dibawah penguasaan bangsa asing, baik pada waktu masa penjajahan belanda maupun jepang, konsep pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan karena mengikuti kepentingan para penjajah. Pada masa penjajahan Negara barat, pendidikan di Indonesia mengalami nilai kemerosotan dimana mereka dididik untuk mengabdi kepada kolonialisme yang menjadi kepentingan mereka. Bangsa ini kemudian di tindas dengan sedemikian rupa. Hal tersebut merupakan bagian dari pembodohan terhadap bangsa sendiri sebab konsep yang dijadikan dalam pendidikan tersebut tidak menjadikan bangsa ini cerdas, kritis terhadap persoalan yang dihadapi. Pada masa kolonialisme, bangsa ini tidak diberikan ruang untuk belajar maupun membaca, hal tersebut merupakan tujuan dari para kolonialisme untuk membuat bangsa ini menjadi pengikut yang patuh dan setia terhadap para penjajah, bodoh, dan mudah di ekspkoitasi tanpa adanya pemberontakan. Inilah sebuah realitas pendidikan sejarah dimasa kolonialisme bagaimana bangsa ini menjadi bangsa yang buta akan pendidikan. Pada masa pemerintahan Soekarno pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan dimana pendidikan di waktu itu sangat diberi ruang kebebasan, yang terkonsep berasaskan sosialisme yang menjadi rujukan dasar bagaimana pendidikan akan dibentuk, dijalankan sedemikian rupa demi pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang. Hal ini menjadi sangat penting bagaimana pendidikan itu seyogyanya membutuhkan ruang kebebasan, dalam mengenyam suatu pendidikan tanpa adanya perbedaan status maupun latar belakang sosial keluarga yang meliputi kondisi perekonomian masyarakat. Masyarakat yang maju merupakan cermin kemajuan bangsa itu sendiri. Lengsernya Soekarno dari tampuk kepemimpinan kekuasaan yang kemudian digantikan oleh rezim berkuasa Soeharto dimana tidak ada lagi ruang sedikit pun bagi berkembangnya keragaman pikiran, ideologi, budaya, suara, hingga tindakan selama masa orde baru berkuasa. Terbatasnya ruang untuk menyatakan aspirasi (berpendapat) di bawah tampuk kepemimpinan orde baru merupakan ciri sistem pendidikan yang tidak relevan, mengingat pendidikan merupakan hak suatu bangsa yang di dalamnya terdapat garis-garis besar kebebasan dalam mengenyam suatu pendidikan yang bebas dan terbuka tanpa adanya sebuah paksaan. Dalam masa reformasi pun terjadi perubahan-perubahan kebijakan pendidikan diantaranya pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas tinggi, meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga pendidik, pembaruan sistem pendidikan, hingga meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dinamika-dinamika kebijakan terus terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini, kita lihat banayk sekali angka harapan anak yang putus sekolah akibat beban perekonomian keluarga yang kurang, juataan penduduk Indonesia yang buta aksara juga ikut pada penurunan kualitas pendidikan Indonesia saat ini. Pemerintah dalam hal ini masih mendapat nilai merah untuk menuntaskan realita-realita nyata kehidupan bangsa ini dimana pendidikan hanya dijadikan sebagai politik untuk menarik simpati masyarakat, bukan sebagai suatu kebijakan yang harus di gembleng dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan berkualitas. Problematika Persoalan Pendidikan di Indonesia., Pendidikan merupakan hal yang penting dalam pembangunan bangsa, karena tanpa pengetahuan sebuah negara tak akan berkembang dan maju. Namun kenyataanya tidak semua rakyat Indonesia dapat menikmati pendidikan sebagaimana mestinya. Hal tersebut disebabkan banyaknya problematika pendidikan yang sangat komplek, seperti angka putus sekolah yang tinggi. Pendidikan di Indonesia juga menghadapi berbagai permasalah lain, mulai dari buruknya infrastruktur hingga kurangnya mutu penddikan guru. Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang masih rendah, kualitas kurikulum yang belum standar, dan kualitas infrastruktur serta fasilitas yang belum memadai. Dalam dunia pendidikan, guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan. Kurikulum pendidikan di Indonesia juga menjadi masalah yang harus diperbaiki. Hal tersebut karena kurikulum di Indonesia hampir setiap tahun mengalami perombakan dan belum adanya standar kurikulum yang efektif digunakan dalam skala berkelanjutan. Hal ini menjadi suatu langkah progres bagaimana pemerintah berkewajiban untuk membuat langkah-langkah strategis dalam mengatasi permasalahan ini. Dimana harus menentukan pengkajian kurikulum yang berkelanjutan tanpa harus terjadi perubahan-perubahan yang dapat mengakibatkan mutu pembelajaran yang kurang maksimal. Mengingat sering adanya perubahan kurikulum pendidikan akan membuat proses belajar mengajar terganggu. Karena fokus pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan berganti mengikuti adanya kurikulum yang baru. Terlebih jika inti kurikulum yang digunakan berbeda dengan kurikulum lama sehingga mengakibatkan penyesuaian proses pembelajaran yang cukup lama. Dari dulu hingga sekarang masalah infrastruktur pendidikan masih menjadi permasalahan bagi pendidikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum menerima bantuan untuk perbaikan sedangkan proses perbaikan dan pembangunan sekolah yang rusak atau tidak layak dilakukan secara sporadis sehingga tidak kunjung selesai. Selain itu fasilitas yang tidak lengkap juga menjadi masalah dalam pendidikan di Indonesia, mengingat fasilitas merupakan sarana kegiatan belajar pendukung (pelengkap) berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif, seperti tidak adanya perpustakaan yang menjadi sumber pembelajaran ekstra untuk meningkatkan membaca pada anak didik. Beban biaya pendidikan yang dari tahun ke tahun semakin mahal, ditambah kondisi perekonomian yang sulit menjadi penghambat pendidikan di Indonesia, mengingat banyaknya jutaan anak yang putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan yang sulit sekali diimbangi dengan kondisi sosial perekonomian mereka. Bantuan Operasional Sekoloah (BOS) yang merupakan bantuan operasional berupa penggratisan biaya SPP masih belum terlaksana dengan baik, banyak pelaku-pelaku kecurangan dalam pengurusan dana tersebut, seperti korupsi dana pendidikan. Rendahnya kesejahteraan guru juga merupakan suatu hambatan dalam permasalahan pendidikan, sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran pendidikan di sekolah-sekolah. Inilah yang menjadi raport merah bagi pemerintah dalam mengatasi persoalan pendidikan di negeri ini agar terjamin kualitasnya. Mengingat pentingnya pendidikan sebagai upaya untuk memajukan bangsa. Peran pemerintah sangat di perlukan dalam membangun kembali fungsi pendidikan di Indonesia untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Solusi Permasalahan Sistem Pendidikan di Indonesia., Melihat begitu banyaknya masalah pendidikan di Indonesia maka dibutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Solusi yang dapat membatu pemerintah untuk meringankan beban pendidikan di Indonesia. Untuk membatu mengatasi masalah pendidikan dibutuhkan adanya lembaga yang membantu pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjaring kerjasama untuk memperoleh dana pendidikan, dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Lembaga perantara tersebut bekerjasama dengan pemerintah, pihak swasta, dan kelompok masyarakat untuk bersama-sama memberbaiki kualitas pendidikan di Indonesia mengingat tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, lembaga tersebut melakukan pendampingan kepada guru-guru di Indonesia dan pemberian apresiasi lebih kepada guru-guru kreatif. Pendampingan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalitas, kreatifitas, dan kompetensi guru dengan model pendampingan berupa seminar, lokakarya, konsultasi, pelatihan dan praktek. Pendampingan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang didukung oleh pemerintah dan pihak terkait. Lembaga tersebut juga memediasi masyarakat, pendidik, dan pihak terkait lainnya untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah dalam memperbaiki kurikulum pendidikan. Diharapkan dengan adanya lembaga ini, ide-ide kreatif untuk memperbaiki kurikulum pendidikan dapat tertampung dan pemerintah dapat mempertimbangkan ide masyarakat untuk kebijakan yang dibuat. Dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan guru, kepala sekolah, dan pengelola sekolah, lembaga tersebut melakukan pendampingan guna mewujutkan manajemen sekolah yang baik. Proses yang dilakukan berupa konsultasi, lokakarya, dan pelatihan ditunjukan kepada guru, staf dan pimpinan sekolah. Pihak manajemen sekolah diharapkan mampu membawa sekolah yang dipimpinnya untuk berkembang dan meraih prestasi yang diharapkan. Lembaga perantara tersebut juga berperan membantu manajemen sekolah untuk mengembangkan kerjasama dengan instansi-instansi terkait guna memperoleh dana pengembangan infrastruktur sekolah.Tidak hanya itu, lembaga tersebut juga dapat menggalang dana dari sponsor untuk perbaikan bangunan sekolah yang hampir rusak di wilayah terpencil. Dukungan masyarakat, lembaga sosial, dan lembaga pers memiliki fungsi dalam meningkatkan pemahaman pentingnya pendidikan melalui penyebaran informasi. Oleh karena itu, lembaga tersebut mempunyai tugas untuk meningkatkan dukungan tersebut dengan cara bekerja sama dengan pihak masyarakat, lembaga sosial, dan pers. Dengan demikian informasi seputar perbaikan mutu pendidikan di Indonesia dapat tersalurkan dengan mudah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar